Darah wanita
Oleh: Nurul Fathonah
-------------------------------
Wanita adalah makhluk spesial, maka dari itu, Allah
membekalinya dengan perasaan halus dan hati yang lembut. Salah satu dari
keistimewaan wanita adalah keadaan biologisnya yang sering berdarah. Ada tiga
jenis darah yang sering keluar dari wanita, yaitu Haid, Nifas dan Istihadoh. Tulisan
sederhana ini ada baiknya juga dibaca oleh para lelaki, agar ketika punya istri
dan anak perempuan nanti juga punya pengetahuan tentang darah.
Jadi guys, darah pertama yang keluar dari wanita adalah
darah haid. Sudah pada tahu kan? Darah ini keluar sebagai tanda bahwa wanita
sudah mencapai masa aqil balighnya. Artinya, jika dia seorang Muslimah, maka ia
disebut sebagai mukallaf, yaitu orang yang dikenai kewajiban syariat, seperti
salat, puasa, zakat, haji, dan menutup aurat.
Jenis darah ini bermacam-macam sifatnya, dari berwarna kuning
kecoklatan, coklat, merah, merah tua, hingga hitam. Kondisi fisik setiap wanita
juga mempengaruhi sifat dan kuantitas darah yang keluar. Bahkan sesama saudara
kandung saja, kebiasaan haidnya bisa berbeda. Jadi, patokan umum darah haid
setiap wanita adalah kebiasaannya, baru kemudian merujuk kepada aturan syar’i.
Masa minimum haid adalah satu hari satu malam, atau 24 jam,
sedangkan maksimal adalah 15 hari, ini menurut madzhab Syafi’i. Umumnya, darah
keluar selama 7-8 hari, tergantung kepada kebiasaan masing-masing. Jika darah
yang keluar lebih dari lima belas hari, maka darah dihukumi sebagai darah istihadoh.
Jika selama darah haid keluar, maka wanita dilarang melakukan aktifitas ibadah
seperti; salat, puasa, memegang mushaf, towaf dan berdiam di dalam masjid. Jika
telah menikah berarti dilarang berhubungan badan dengan suaminya selama periode
haidnya.
Namun, jika darah yang keluar telah lewat dari lima belas hari,
maka darah ini disebut sebagai darah Istihadoh. Ini jenis darah kedua yang
keluar dari wanita. Darah istihadoh ini berbeda jenisnya dengan darah haid. Jelasnya
seperti apa? Hanya wanita itu sendiri yang mengetahuinya. Darah istihadoh ini
juga disebut darah penyakit, karena dia keluar dari kebiasaan normal wanita. Dalam
masa ini, wanita tetap wajib melaksanakan aktifitas ibadahnya, seperti salat,
puasa dan sebagainya. Namun, sebelumnya harus membersihkan diri setiap sebelum
salat dan memakai kapas dan pembalut agar darah tidak keluar ketika akan salat.
Jika masa haid adalah lima belas hari, berarti masa suci
juga lima belas hari. Jika dalam masa suci, seorang wanita keluar darah, maka
itu juga dihitung darah istihadoh, hingga nanti sampai ke hari lima belas. Masuk
ke hari enam belas darah masih keluar, maka itu adalah darah haid, paham nggak
sampai sini guys? Yang belum paham boleh tanya di kolom komentar ya.
Darah yang ketiga adalah darah nifas. Darah ini keluar ini
keluar secara otomatis setelah wanita melahirkan. Baik secara normal maupun
tindakan operasi Caesar. Biasanya darah nifas keluar minimal sehari semalam,
maksimal empat puluh hari, jika darah masih keluar setelah empat puluh hari, maka
dianggap darah istihadoh atau darah haid jika waktunya bersamaan dengan
kebiasaan wanita tersebut.
Namun, ada juga yang mengatakan nifas itu sampai 60 hari. Tapi
pendapat yang paling kuat adalah 40 hari. Wanita yang sedang nifas juga seperti
wanita yang sedang haid dalam urusan ibadah. Mereka tidak salat, puasa, dan
lain sebagainya.
Wanita Muslimah diharapkan lebih banyak membaca literatur
keagamaan yang berkenaan dengan dirinya. Permasalahan darah sangatlah kompleks.
Saya rasa, tidak cukup membahasnya secara singkat di sini. Maka, masing-masing
kita harus terus belajar memperkaya keilmuan agama dengan banyak membaca dan
bertanya kepada ahlul ilmi.
Sedikit tambahan yang berkenaan dengan darah, hal ini sering
dan terus saya ulangi kepada anak didik, adalah:
1.
Catat selalu siklus masa haid
dengan rapi. Jadi, bisa ketahuan jika suatu hari kedapatan darah istihadoh, yaitu
darah yang keluar di waktu selain haid biasanya.
2.
Catat hutang puasa yang
ditinggalkan. Tidak perlu mengqodo salat, karena kita hanya diperintahkan untuk
mengqodo puasa, bukan mengqodo salat.
3.
Jaga kebersihan selama
haid. Bahkan, saya selalu menyarankan kepada anak-anak untuk mencuci pembalut
mereka. Jangan pernah jijik dengan darah sendiri. Mencuci pembalut bekas pakai,
berarti kita bertanggung jawab terhadap lingkungan. Jika memakai pembalut
sekali pakai, maka bekas darah harus bersih dengan cara dialiri air dari kran,
beri sedikit sabun cuci, lalu kucek sampai bersih. Peras hingga tidak ada lagi
noda darah, lalu masukkan ke kantong plasstik hitam. Dengan cara seperti ini, meski
pada akhirnya kantong plastik itu rusak, bekas pembalut itu tidak akan membuat
polusi dengan keadaannya yang masih kotor.
Kamu bisa bayangkan guys, jika
tidak sengaja melihat bekas pembalut tercecer dengan noda darah yang menguarkan
bau amis? Menjijikkan bukan? Payah dan capek sedikit, tapi kita tidak
menimbulkan masalah di tempat lain. Begitulah, jadi seorang wanita memang ribet,
tapi, dibalik keribetan ini jika kita ikhlas, insya Allah akan ada pahala untuk
setiap amal baik.
Oke guys, saya rasa segini sudah sangat banyak untuk
membahas masalah darah. Jika ada kesalahan, saya dengan kelapangan hati
menerima koreksi dan kritikan, in sya Allah untuk kemaslahatan bersama. Semoga yang
sedikit ini bisa berkah, bermanfaat dunia dan akhirat.