Selasa, 30 April 2019

Darah Wanita


Darah wanita
Oleh: Nurul Fathonah
-------------------------------

Wanita adalah makhluk spesial, maka dari itu, Allah membekalinya dengan perasaan halus dan hati yang lembut. Salah satu dari keistimewaan wanita adalah keadaan biologisnya yang sering berdarah. Ada tiga jenis darah yang sering keluar dari wanita, yaitu Haid, Nifas dan Istihadoh. Tulisan sederhana ini ada baiknya juga dibaca oleh para lelaki, agar ketika punya istri dan anak perempuan nanti juga punya pengetahuan tentang darah.

Jadi guys, darah pertama yang keluar dari wanita adalah darah haid. Sudah pada tahu kan? Darah ini keluar sebagai tanda bahwa wanita sudah mencapai masa aqil balighnya. Artinya, jika dia seorang Muslimah, maka ia disebut sebagai mukallaf, yaitu orang yang dikenai kewajiban syariat, seperti salat, puasa, zakat, haji, dan menutup aurat.

Jenis darah ini bermacam-macam sifatnya, dari berwarna kuning kecoklatan, coklat, merah, merah tua, hingga hitam. Kondisi fisik setiap wanita juga mempengaruhi sifat dan kuantitas darah yang keluar. Bahkan sesama saudara kandung saja, kebiasaan haidnya bisa berbeda. Jadi, patokan umum darah haid setiap wanita adalah kebiasaannya, baru kemudian merujuk kepada aturan syar’i.

Masa minimum haid adalah satu hari satu malam, atau 24 jam, sedangkan maksimal adalah 15 hari, ini menurut madzhab Syafi’i. Umumnya, darah keluar selama 7-8 hari, tergantung kepada kebiasaan masing-masing. Jika darah yang keluar lebih dari lima belas hari, maka darah dihukumi sebagai darah istihadoh. Jika selama darah haid keluar, maka wanita dilarang melakukan aktifitas ibadah seperti; salat, puasa, memegang mushaf, towaf dan berdiam di dalam masjid. Jika telah menikah berarti dilarang berhubungan badan dengan suaminya selama periode haidnya.

Namun, jika darah yang keluar telah lewat dari lima belas hari, maka darah ini disebut sebagai darah Istihadoh. Ini jenis darah kedua yang keluar dari wanita. Darah istihadoh ini berbeda jenisnya dengan darah haid. Jelasnya seperti apa? Hanya wanita itu sendiri yang mengetahuinya. Darah istihadoh ini juga disebut darah penyakit, karena dia keluar dari kebiasaan normal wanita. Dalam masa ini, wanita tetap wajib melaksanakan aktifitas ibadahnya, seperti salat, puasa dan sebagainya. Namun, sebelumnya harus membersihkan diri setiap sebelum salat dan memakai kapas dan pembalut agar darah tidak keluar ketika akan salat.

Jika masa haid adalah lima belas hari, berarti masa suci juga lima belas hari. Jika dalam masa suci, seorang wanita keluar darah, maka itu juga dihitung darah istihadoh, hingga nanti sampai ke hari lima belas. Masuk ke hari enam belas darah masih keluar, maka itu adalah darah haid, paham nggak sampai sini guys? Yang belum paham boleh tanya di kolom komentar ya.

Darah yang ketiga adalah darah nifas. Darah ini keluar ini keluar secara otomatis setelah wanita melahirkan. Baik secara normal maupun tindakan operasi Caesar. Biasanya darah nifas keluar minimal sehari semalam, maksimal empat puluh hari, jika darah masih keluar setelah empat puluh hari, maka dianggap darah istihadoh atau darah haid jika waktunya bersamaan dengan kebiasaan wanita tersebut.

Namun, ada juga yang mengatakan nifas itu sampai 60 hari. Tapi pendapat yang paling kuat adalah 40 hari. Wanita yang sedang nifas juga seperti wanita yang sedang haid dalam urusan ibadah. Mereka tidak salat, puasa, dan lain sebagainya.

Wanita Muslimah diharapkan lebih banyak membaca literatur keagamaan yang berkenaan dengan dirinya. Permasalahan darah sangatlah kompleks. Saya rasa, tidak cukup membahasnya secara singkat di sini. Maka, masing-masing kita harus terus belajar memperkaya keilmuan agama dengan banyak membaca dan bertanya kepada ahlul ilmi.

Sedikit tambahan yang berkenaan dengan darah, hal ini sering dan terus saya ulangi kepada anak didik, adalah:

1.       Catat selalu siklus masa haid dengan rapi. Jadi, bisa ketahuan jika suatu hari kedapatan darah istihadoh, yaitu darah yang keluar di waktu selain haid biasanya.
2.       Catat hutang puasa yang ditinggalkan. Tidak perlu mengqodo salat, karena kita hanya diperintahkan untuk mengqodo puasa, bukan mengqodo salat.
3.       Jaga kebersihan selama haid. Bahkan, saya selalu menyarankan kepada anak-anak untuk mencuci pembalut mereka. Jangan pernah jijik dengan darah sendiri. Mencuci pembalut bekas pakai, berarti kita bertanggung jawab terhadap lingkungan. Jika memakai pembalut sekali pakai, maka bekas darah harus bersih dengan cara dialiri air dari kran, beri sedikit sabun cuci, lalu kucek sampai bersih. Peras hingga tidak ada lagi noda darah, lalu masukkan ke kantong plasstik hitam. Dengan cara seperti ini, meski pada akhirnya kantong plastik itu rusak, bekas pembalut itu tidak akan membuat polusi dengan keadaannya yang masih kotor.
Kamu bisa bayangkan guys, jika tidak sengaja melihat bekas pembalut tercecer dengan noda darah yang menguarkan bau amis? Menjijikkan bukan? Payah dan capek sedikit, tapi kita tidak menimbulkan masalah di tempat lain. Begitulah, jadi seorang wanita memang ribet, tapi, dibalik keribetan ini jika kita ikhlas, insya Allah akan ada pahala untuk setiap amal baik.  

Oke guys, saya rasa segini sudah sangat banyak untuk membahas masalah darah. Jika ada kesalahan, saya dengan kelapangan hati menerima koreksi dan kritikan, in sya Allah untuk kemaslahatan bersama. Semoga yang sedikit ini bisa berkah, bermanfaat dunia dan akhirat.